Teori konspirasi yang menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 direncanakan dan direkayasa oleh para elit global melalui dokumen bernama The Rockefeller Playbook atau “Operation Lockstep” tidak memiliki dasar ilmiah dan telah dibantah oleh berbagai pihak. Dokumen yang disebutkan hanyalah laporan skenario yang berisi proyeksi fiksi, bukan rencana aksi nyata.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
==========
Kategori: Konten yang menyesatkan
Beredar sebuah postingan di Instagram dari akun bernama @k0nsp1r4s1.gl0b4l, berupa kolase video yang mengeklaim bahwa pandemi Covid-19 telah direncanakan sebelumnya dalam dokumen bernama The Rockefeller Playbook.
Dokumen tersebut dianggap sebagai agenda rahasia elit global untuk menciptakan pandemi dalam tiga fase dengan tujuan mengendalikan populasi dunia.
NARASI:
Dari The Rockefeller Playbook ~ 1″ Fase: pilek/flu umum. Gejala ringan paling banyak. Dukungan media terhadap paranoia massa dan ketakutan. Sistem pengujian cacat digunakan, yang mengambil materi genetik dalam tubuh dan memicu hasil positif. Inflasi angka kasus Covid, melalui perubahan akta kematian, penghitungan ganda, dan mengklasifikasikan semua kematian termasuk penyakit lain dan penyebab alami sebagai Covid19. Pengunci akan mengkondisikan kita untuk hidup di bawah hukum Draconian, mencegah protes dan mengidentifikasi perlawanan publik.
Fase kedua: Fase 1″ akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan lemah melalui tanah iackorcontact debu dan heditnasks, bakteri. Paparan radiasi 5G akan lebih menyerang sistem kekebalan tubuh. Jadi, ketika orang-orang Willle berkobar pada koot Jadilah ini akan terjadi sebelum vaksinasi siap untuk membenarkannya. Penguncian yang lebih lama dan lebih kuat akan mengikuti sampai semua orang mengambil vaksin.
Fase ketiga: Jika mayoritas orang menolak vaksin, virus S ÄRS/HIV/MERS yang bersenjata akan dilepaskan. Banyak orang akan mati karena ini. Ini akan menjadi bertahan hidup dari yang terkuat. Ini juga akan menjadi dorongan utama bagi semua orang untuk divaksinasi, untuk kembali ke normalitas. Yang sudah minum vaksin akan berperang dengan yang belum. Ini akan menjadi anarki dari semua sisi.
Sumber: Instagram
https://www.instagram.com/p/C_zcjlOBYSc
==========
PENJELASAN:
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pandemi Covid-19 merupakan bagian dari rencana kelompok elit global yang tertuang dalam sebuah dokumen bernama “The Rockefeller Playbook” terbukti tidak berdasar dan telah dibantah oleh pakar serta lembaga yang kredibel.
Salah satu versi dari teori konspirasi tersebut berakar dari dokumen yang diidentifikasi sebagai “Operation Lockstep” dalam laporan berjudul Scenarios for the Future of Technology and International Development, yang diterbitkan oleh The Rockefeller Foundation pada 2010. Namun, seperti yang diungkapkan oleh beberapa outlet cek fakta seperti USA Today dan Snopes, tidak ada bukti bahwa dokumen ini terkait dengan rencana pandemi Covid-19. Bahkan, tidak ada bukti bahwa dokumen bernama Operation Lockstep pernah ada atau digunakan sebagai “panduan” untuk mengendalikan pandemi.
Laporan Scenarios for the Future of Technology and International Development yang dipublikasikan pada 2010 memang menyebutkan empat skenario terkait kemungkinan masa depan, salah satunya berjudul “Lock Step“. Namun, skenario ini hanyalah salah satu dari empat gambaran fiksi yang tidak dimaksudkan sebagai prediksi atau rencana aksi nyata. Skenario “Lock Step” membayangkan situasi di mana pemerintah di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah penguncian ketat sebagai tanggapan terhadap pandemi global. Namun, laporan ini sama sekali tidak menyebutkan pandemi Covid-19 atau menyarankan bahwa lockdown digunakan untuk menekan hak asasi manusia atau mengidentifikasi perlawanan publik.
Lebih lanjut, Dr. Arif Nur Muhammad Ansori, peneliti virologi dari Universitas Airlangga, menyebutkan bahwa teori yang dikaitkan dengan The Rockefeller Playbook adalah konspirasi yang tidak memiliki dasar ilmiah. Menurutnya, dokumen tersebut dipenuhi dengan spekulasi tak berdasar, termasuk klaim bahwa pandemi sengaja diciptakan untuk memaksakan vaksinasi massal dan mengontrol populasi.
“Klaim bahwa pandemi ini adalah rekayasa untuk melemahkan sistem kekebalan manusia atau bahwa vaksinasi massal adalah bagian dari rencana elit global adalah hoaks berbahaya,” ungkap Dr. Arif, mengutip dari Tempo.co.
Pada klaim fase pertama yang menyebut bahwa angka kasus Covid-19 diinflasi melalui sistem pengujian yang cacat, Dr. Arif menegaskan bahwa hal itu tidak benar. Proses pengujian Covid-19, termasuk metode PCR yang digunakan secara global, telah diuji dan divalidasi oleh otoritas kesehatan global, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Setiap hasil pengujian mengikuti protokol ketat dan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya manipulasi dalam penghitungan kasus.
Klaim bahwa paparan radiasi 5G berkaitan dengan penyebaran Covid-19 atau pelemahan sistem kekebalan tubuh juga merupakan bagian dari teori konspirasi yang berulang kali dibantah oleh komunitas ilmiah. Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, bukan oleh paparan radiasi 5G. Beberapa studi ilmiah telah menunjukkan bahwa radiasi 5G tidak berdampak pada penyebaran virus atau kekebalan tubuh manusia.
Salah satu klaim paling ekstrem dalam teori ini adalah bahwa berbagai virus “bersenjata” seperti SARS, HIV, atau MERS sengaja dilepaskan untuk memaksakan vaksinasi massal. Faktanya, vaksin Covid-19 yang ada saat ini dikembangkan melalui proses penelitian ilmiah yang ketat dan telah terbukti aman serta efektif dalam melindungi masyarakat dari virus. Tidak ada bukti bahwa virus ini “dilepaskan” secara sengaja atau bahwa vaksinasi massal adalah bagian dari agenda gelap tertentu.
Dengan demikian, klaim narasi dalam unggahan tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
REFERENSI:
https://www.snopes.com/fact-check/rockefeller-operation-lockstep
Leave a Reply