[SALAH]  Aplikasi Cek Melalui Bluetooth Untuk Deteksi Orang Yang Divaksin Dengan Akurat

Kementerian Kesehatan menyatakan informasi tersebut tidak benar. Tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth karena vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

============

Kategori: Konten Menyesatkan

Ditemukan sebuah unggahan oleh akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” pada 16 Mei 2025, yang menginformasikan terkait dengan pengecekan vaksin dengan akurat melalui aplikasi cek BLE. Unggahan tersebut juga menyertakan tautan untuk mengunduh aplikasi tersebut.

Sumber: Facebook https://s.id/gwtCZ Arsip

============

PENJELASAN:

Tim pemeriksa fakta Cyberity coba melakukan penelusuran dari cuplikan tersebut dengan menggunakan kata kunci pada mesin pencarian “Google”. Hasilnya, ditemukan artikel yang memberitakan informasi tersebut.

Informasi seputar vaksin saat kasus Covid-19 yang menyebar di hampir seluruh bagian dunia sempat menimbulkan teori konspirasi, salah satunya adalah mengenai orang yang sudah mendapat vaksin Covid-19 akan terdeteksi di aplikasi berbasis bluetooth. Dan informasi tersebut cukup sering beredar dan diulang-ulang.

Dilansir dari Kompas.com, tautan yang disebarkan pengguna Facebook merupakan aplikasi Bluetooth Smart Discover yang dikembangkan oleh Microchip Technology Inc. Aplikasi tersebut dapat mengintegrasikan perangkat Bluetooth Low Energy (BLE), sehingga dapat memindai perangkat mana saja yang terhubung atau memiliki bluetooth. 

Setelah terhubung, aplikasi akan memunculkan sinyal dan kode periferal dari perangkat bluetooth. Kendati demikian, tidak benar bluetooth yang terdeteksi melalui aplikasi tersebut berasal dari orang-orang yang divaksin.

Klaim orang yang telah divaksin Covid-19 bisa dideteksi dengan aplikasi berbasis bluetooth sudah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Faktanya, tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth karena vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

Selain itu, Kementerian Kesehatan turut menanggapi perihal adanyanya kandungan mikrocip magnetis dalam vaksin Covid-19. Lewat situs resminya, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Sri Rezeki Hadinegoro, menjelaskan bahwa lubang jarum suntik sangat kecil, sehingga tidak ada partikel magnetik yang bisa melewati.

“Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak mengandung logam. Jadi perlu dijelaskan bahwa berita itu hoax,” katanya, menukil laman Kemenkes.

REFERENSI:

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/05/19/111100282/-hoaks-aplikasi-cek-bluetooth-mendeteksi-orang-yang-sudah-divaksin?page=all

https://tirto.id/hoaks-aplikasi-bluetooth-untuk-deteksi-orang-divaksin-covid-19-hbXQ

https://www.komdigi.go.id/berita/pengumuman/detail/tahu-sudah-divaksin-dari-gelombang-bluetooth-itu-hoaks

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210528/1137831/hoax-vaksin-covid-19-mengandung-mikrocip-magnetis/

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *