Fakta sebenarnya, mereka adalah kelompok kriminal lokal yang tidak ada kaitannya dengan politik atau peringatan G30S.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
==========
Kategori: Konten yang menyesatkan
Beredar sebuah video di Facebook yang diunggah oleh akun @PETIR.ICE, yang memperlihatkan sekelompok orang bertelanjang dada dengan klaim sebagai “pasukan berani mati Jokowi” yang ditangkap oleh aparat kepolisian.
Dalam narasi yang tersebar, kelompok ini dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan disebut sebagai ancaman menjelang peringatan G30S.
NARASI:
*PASUKAN BERANI MATI JOKOWI PKI SEBAGIAN SUDAH KETANGKAP.*
*PERHATIKAN dengan seksama SENJATA2 mereka. RAKYAT harus bersiap siaga menghadapi mereka menjelang hari ulang tahun PKI*
Sumber: Facebook
https://archive.ph/AphOO Arsip
==========
PENJELASAN:
Berdasarkan hasil penelusuran, video yang tersebar di berbagai platform tersebut, sebenarnya berasal dari kejadian di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 10 Agustus 2024. Diunggah oleh akun Instagram @ini_polisi dan kanal YouTube Official iNews, video tersebut memperlihatkan penangkapan oleh Polresta Sidoarjo terhadap 16 anggota gangster, bukan kelompok pendukung Jokowi.
Kelompok ini dikenal dengan nama Satuan Golongan Anti Kesombongan atau Sanggong, dan bukan bagian dari organisasi politik atau milisi seperti yang diklaim. Saat ditangkap, mereka membawa senjata tajam, termasuk celurit, dan melakukan aksi berkeliling dengan motor.
Namun, tak ada indikasi atau bukti apapun yang mengaitkan kelompok ini dengan politik, apalagi PKI atau agenda G30S. Selain itu, sebagian besar dari anggota yang diamankan ternyata masih di bawah umur, menegaskan bahwa ini adalah masalah kriminal biasa yang melibatkan anak muda dalam aktivitas gangster, bukan ancaman politik seperti yang dinarasikan.
Narasi yang beredar di media sosial sengaja memutarbalikkan fakta untuk menimbulkan kekhawatiran dan ketegangan di masyarakat. Menjelang peringatan G30S, isu PKI kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan ketakutan kolektif. Padahal, video yang dipakai sebagai bukti tidak ada hubungannya sama sekali dengan peringatan tersebut maupun dengan “pasukan berani mati” yang disebutkan dalam klaim tersebut.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya memeriksa setiap informasi yang beredar di media sosial, terutama yang berkaitan dengan isu-isu sensitif seperti politik dan sejarah. Sumber-sumber resmi dan kredibel harus menjadi rujukan utama dalam menilai kebenaran sebuah klaim.
Dengan demikian, klaim narasi dalam unggahan tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
REFERENSI:
https://www.instagram.com/p/C-jtO7cPzCE
Leave a Reply